SQPers – Ketua Koordinator Umum (Koordum) aksi damai Aliansi Mahasiswa Wonosobo, Lijamun Nufus menegaskan, beredarnya pamflet yang bertulis wajib untuk seluruh mahasiswa UNSIQ tersebut tidak resmi.
“Saya tidak tahu. Saya cek ke bawah juga tidak tahu. Itu tidak resmi mas,” tegasnya ketika ditanya lewat chatting WA pada Rabu, (25/9/3019).
Ia juga menambahkan, tidak ada paksaan untuk ikut aksi ini.
Menyikapi keadaan tersebut, turun Surat Edaran Rektor UNSIQ pada Kamis (26/9/2019) pagi pukul 08.00 WIB sebelum massa aksi bergerak sebagai respon terhadap situasi yang terjadi. Surat berisikan empat point, diantaranya:
1. UNSIQ mendorong semua sivitas akademika UNSIQ untuk selalu peduli dengan permasalahan bangsa dan berikhtiar menyuarakan aspirasi melalui berbagai saluran yang konstitusional;
2. UNSIQ tidak melarang mahasiswa untuk ikut aksi damai menyampaikan pendapat lainnya, selama sesuai dengan visi dan misi UNSIQ serta tidak anarkis dan tidak melanggar hukum;
3. UNSIQ mendorong civitas akademika untuk terlebih dahulu melakukan kajian sebelum memutuskan mengikuti aksi, dan;
4. Jika poin – poin diatas tidak dipatuhi, maka UNSIQ melarang mahasiswa untuk berpartisipasi pada aksi tersebut dan diluar tanggung jawab UNSIQ.
Terkait rencana dilaksanakannya aksi, Wakil Rektor 3 UNSIQ Bidang Kemahasiswaan, Samsul Munir Amin juga menghimbau supaya dalam pelaksanaan aksi nanti untuk selalu mengedepankan nilai – nilai akhlaqul karimah serta berjalan dengan damai dan bukan menjadi tanggung jawab kampus apabila aksi berujung anarkis.
“Dan kalau ada yang ikut aksi secara anarkis itu bukan tanggung jawab kampus, tetapi tanggung jawab pribadi,” jelasnya ketika diwawancarai pada Rabu (25/9/2019).
Selain itu, Samsul menambahkan jangan sampai aksi ditunggangi oleh pihak – pihak tertentu yang ingin membuat negara tidak aman.