Ratusan santri wilayah Kalibeber sedang melaksanakan upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Ke-3 di halaman Masjid Baitur Rahim PPTQ Al-Asy’ariyah, Selasa (22/10). (Foto: Yusuf/SQ).

SQPers – Tepat di halaman masjid Baitur Rahim Pondok Pesantren Tahfidzul Al-Qur’an (PPTQ) Al-Asy’ariyah telah dilaksanakan upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang ke-3, Selasa (22/10).

Lurah PPTQ Al-Asy’ariyah Alfiyan Rifa’i menuturkan, pelaksanaan upacara peringatan HSN kali ini cukup berbeda dari tahun sebelumnya. Dimana seluruh santri pondok yang ada di cabang wilayah Kalibeber berkumpul untuk melaksanakan upacara tersebut secara bersama-sama di halaman masjid.

“Walaupun tidak semeriah atau seramai tahun sebelumnya, tapi acara ini tetap semarak dan hidmad,” tutur Alfiyan Rifa’i selepas selesai upacara.

Acara yang dimulai pukul 07.40 WIB pagi tadi dihadiri oleh para Ustadz dan dewan pembina dari SD Takhasus sampai SMA/SMK Takhasus serta Rektor Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Wonosobo Dr. KH. Mukhotob Hamzah., M.M.

KH. Khoirullah Al-Mujtaba S.H.I selaku pimpinan upacara menyampaikan beberapa motivasi kepada para santri bahwa santri sekarang sebagai tameng bagi bangsa dan negara Indonesia serta santri supaya tidak merasa berkecil hati dengan cap kaum sarung dan pecinan.

“Jangan malu jadi santri dan Jangan takut menuntut ilmu. Santri identik dengan sarung dan peci, Insyaallah dengan sarung dan peci sebagai tameng yang sakral dari Allah,” ucap Abuya Khoirullah Al-Mujtaba’ (sapaan akrab santri) yang juga sebagai salah satu pengasuh PPTQ Al-Asy’ariyah.

Pelaksanaan upacara peringatan HSN ini juga disertai dengan pembacaan Ikrar Santri Nasional sebagai bukti bahwa santri adalah tameng bagi bangsa dan negara.

Adapun isi dari Ikrar adalah sebagai berikut:

1. Sebagai Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, berpegang teguh pada aqidah, ajaran, nilai dan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama’ah;

2. Sebagai Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertanah air satu tanah air Indonesia, berideologi negara satu ideologi Pancasila, berkonstitusi satu Undang-Undang Dasar 1945, berkebudayaan satu kebudayaan Bhineka Tunggal Ika;

3. Sebagai Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, selalu bersedia dan siap siaga, menyerahkan jiwa dan raga, membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional serta mewujudkan perdamaian dunia;

4. Sebagai Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, ikut berperan aktif dalam pembangunan nasional, mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan, lahir dan batin, untuk seluruh rakyat Indonesia;

5. Sebagai Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, pantang menyerah, pantang putus asa serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang akan merongrong Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, serta konstitusi negara lainnya yang bertentangan dengan semangat Semangat Proklamasi Kemerdekaan dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama’.

Penulis: Yusuf Mufadhol, Jurnalis LPM SQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *