Proses audiensi DPM dan BEM Unsiq dengan Rektorat di Gedung Rektorat Unsiq lantai 2, Kamis (6/8) kemarin. (Foto: Tahta/Kominfo BEM Unsiq)

SQPers –  Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sains Al-Qur’an (Unsiq) mengaku kecewa terhadap sikap Rektorat yang kurang menanggapi tuntutan mahasiswa ketika lakukan audiensi bersama pada Kamis (6/8) di Gedung Rektorat lantai 2. 

Kekecewaan muncul lantaran pihak rektorat tidak memenuhi sejumlah tuntutan yang diajukan oleh kedua lembaga kemahasiswaan dengan tidak menyetujui tuntutan tersebut.

“Dan hanya memberikan penjelasan terkait tuntuan tersebut yang sebenarnya tidak kami butuhkan. Akhirnya kami kecewa dengan ketidaktegasan sikap dari rektorat,” tegas Ahmad Munawir selaku salah satu pengurus DPM.

Sedikitnya ada dua tuntutan yang disampaikan, yaitu kejelasan potongan tagihan biaya semesteran sebesar 50 persen dan penjelasan adanya kesalahan penginputan nilai di sistem akademik Unsiq. Kedua tuntutan diajukan karena banyak keluhan oleh mahasiswa.

Ketua BEM Unsiq Addin Al Fath menyoroti, permasalahan di sistem akademik tidak hanya berdampak pada tidak keluarnya nilai maupun adanya nilai ganda, namun juga berpengaruh pada turunnya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa.

“Sehingga beberapa mahasiswa yang ingin mendaftarkan beasiswa tidak bisa karena terkendala di persyaratan nilai dan IPK,” ungkapnya.

Sedangkan terkait potongan 50 persen tagihan biaya semesteran, Umi selaku ketua DPM mengajukan, potongan biaya baiknya diambil dari SPP untuk memungkinkan dilakukan.

“Potongan sebesar 50 persen ini kami ajukan dengan pertimbangan, selama ini perkuliahan dilakukan dengan sistem daring akhirnya mahasiswa dirasa tidak mendapatkan transfer ilmu secara maksimal dari dosen dan tidak adanya penggunaan fasilitas kampus,” tegasnya.

Samsul Munir Amin selaku Wakil Rektor  3 bidang kemahasiswaan menanggapi terkait kedua tuntutan di atas belum bisa terpenuhi, karena apabila menuruti pemotongan biaya 50 persen dari total biaya semester memungkinkan akan terjadinya dampak sistemik dalam tubuh kampus maupun yayasan.

“Maka kemudian dicari kesepakatan yang saling membantu, sehingga tidak membawa kurang kondusifnya perkuliahan mahasiswa dan kampus itu sendiri,” jelasnya ketika diwawancari jurnalis SQ.

Samsul Munir menambahkan, terkait kesalahan penginputan nilai di sistem akademik, hal tersebut terjadi memang adanya kesalahan informasi dalam teknik input nilai.

“Perlu adanya pemahaman bahwa nilai yang belum diinput oleh dosen seharusnya dikosongkan terlebih dahulu, tidak justru diberi nilai nol sehingga menurunkan jumlah IPK,” tambahnya.

Terkait kesalahan penginputan nilai di sistem akademik, Jurnalis SQ berupaya menghubungi Mahmudi selaku Kepala Biro Sistem Akademik, namun tidak ditanggapi.

Oleh karenanya, Samsul Munir menghimbau kepada mahasiswa supaya teliti dan disiplin apabila menemukan adanya kesalahan sistem akademik segera disampaikan ke pihak kemahasiswaan atau tata usaha.

“Sehingga bisa langsung dibetulkan oleh pihak yang bersangkutan,” ujarnya.

Penulis: Nurul Milah, Jurnalis LPM SQ                                          Reporter: Nayla Rosyda, Jurnalis LPM SQ

2 thoughts on “DPM dan BEM Unsiq Kecewa Rektorat Kurang Tanggapi Tuntutan Mahasiswa Saat Audiensi”
  1. Sebenarnya output diberlakukan nya keringanan tagihan mahasiswa dalam bentuk beasiswa UKT itu apa..? Disini kami meminta keadilan yg seadil-adilnya, sebab beasiswa UKT menurut saya tidak relevan terhadap kondisi sekarang yg tengah dihadapi mahasiswa, disisi lain beasiswa UKT selain menimbulkan kecemburuan sosial, sebagian mahasiswa merasa terbebani oleh syarat yg diberlakukan, bisa diambil kesimpulan beasiswa UKT hanya untuk mereka yg memenuhi syarat, tidak untuk mereka yg sangat berharap.
    🙏🙏🙏

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *