
SQPers- Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) Universitas Sains Al-Qur’an (Unsiq) adakan Musyawarah Mahasiswa Luar Biasa (Musmalub) pada Senin, (20/12) di Gedung FKSP lantai tiga Unsiq Wonosobo.
Acara resmi dibuka oleh Ketua Progam Studi (Kaprodi) Ilmu Politik, Bambang Sugiyanto yang mengikut sertakan hampir seluruh mahasiswa Ilmu Politik.
“Acara Musmalub ini diikuti oleh mahasiswa Ilmu Politik pada tiap angkatan,” ujar Farich al Hikam selaku ketua panitia.
Acara Musmalub diadakan karena ada beberapa mahasiswa yang menghadap Kaprodi dan berpendapat bahwa Musmalub yang telah dilaksanakan bersifat ilegal karena SK Kepengurusan sudah tidak berlaku sehingga harus dilakukan Musmalub ulang. Hal tersebutlah yang mendorong tiga mahasiswa Ilmu Politik mengajukan permohonan pemilihan PLT Ketua atau memperpanjang masa jabatan pengurus lama dengan dilampiri surat persetujuan dari enam puluh lebih mahasiswa Ilmu Politik.
“Saya terima, (kemudian) saya musyawarahkan dengan dekan dan wakil dekan untuk (selanjutnya) menyetujui dibentuknya careteker (pengurus sementara),” jelas Bambang Sugiyanto.
Adapun batas waktu careteker yang terdiri dari ketua, bendahara, dan sekretaris hanya berlangsung satu bulan terhitung sampai tanggal 6 Januari 2022 dengan tugas pokok mengadakan reorganisasi yang sesuai dengan peraturan dan AD ART Himapol.
“Kami buat SK careteker dengan batas tanggal 6 Januari 2022 dengan tugas pokok mengadakan reorganisasi (terserah bagaimana caranya),” jelas Bambang lagi.
Farich menambahkan, tujuan diadakannya Musmalub ini sebagai ajang pemilihan ketua Himapol agar pada tahun 2022, organisasi ini dapat berjalan seperti sedia kala serta terdapat struktur kepengurusan yang jelas.
“Organisasi ini sudah vakum kurang lebih sepuluh bulan, jadi (kita) adakan Musmalub,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi alasan Himapol mengalami kevakuman seperti pandemi yang terjadi beberapa tahun terakhir membuat program kerja yang telah disusun terpaksa dibatalkan guna menaati peraturan yang ada serta banyaknya keanggotaan yang hilang.
“Pandemi menjadi salah satu faktor (kami) tidak dapat merealisasikan program kerja dan banyaknya anggota yang menghilang,” ungkap Farich lagi.
Selain itu, hilangnya AD ART dalam bentuk hardfile pada tahun 2019/2020 membuat tim formatur menyusun draft AD ART dengan berpedoman pada AD ART tahun 2017/2018 yang kemudian disepakati oleh mahasiswa Ilmu Politik.
“Hilangnya AD ART (hardfile) pada tahun 2019/2020 menjadi acuan kita untuk menyusun ulang dengan AD ART tahun 2017/2018 sebagai pedoman,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bambang Sugiyanto memberikan apresiasi atas terlaksananya Musmalub dengan demokratis dan berpedoman pada AD ART yang berlaku dinama calon ketua Himapol saling berargumen sesuai dengan penafsiran AD ART masing-masing.
“Saya acungi jempol untuk proses demokrasi mahasiswa ini,” ungkapnya.
Careteker sekaligus Presidium sidang, Azif Nur Falaq berharap, kedepannya pengurus Himapol dapat dengan serius membangun Himapol kembali setelah di adakannya Musmalub.
“Semoga kedepan pengurus bisa betul-betul membangun Himapol (kembali) setelah mekanisme Musmalub ini diperjuangkan,” tuturnya.
Ketua Himapol terpilih, Ahmad Ihsan Ismail berharap bisa membawa Himapol ke arah yang lebih baik bersama dengan rekan-rekan lainnya.
“Harapan saya ke depannya tentu saja bisa membawa hima ke arah yang lebih baik lagi bersama sama dengan rekan-rekan,” jelas Ihsan.
Dalam akhir perbincangan kami, Bambang Sugiyanto berpesan agar semua yang dilakukan oleh Himapol tidak meninggalkan aturan yang sudah ada dalam proses kegiatan yang akan diselenggarakan.
“Saya berpesan agar dalam proses kegiatan baik musma mapupun reorganisasi jangan tinggalkan aturan yang sudah ada,” pungkasnya.
Pewarta: Fatma dan Bakwan / SQ.
Editor: Fella Zufah / SQ