
DALAM MEMPERERAT JALINAN, BEM FITK DAN HMPS FITK BERKOLABORASI ADAKAN SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PESANTREN
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (BEM FITK) mengadakan seminar nasional yang ditujukan untuk meningkatkan ruang kolektivitas mahasiswa dan menggandeng Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) se-FITK Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) yang mengusung tema “Pendidikan Pesantren Perspektif Historis Filosofis” di GOR Poedjiharjo Kampus 2 UNSIQ Wonosobo di Jawa Tengah pada Kamis, 8/12/2022.
Acara ini resmi dibuka oleh Tono Prihatono selaku perwakilan dari bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, dan disaksikan oleh perwakilan dari civitas akademika FITK, HMP, UKM, dan seluruh peserta seminar nasional yang hadir. Dalam sambutan pertama, Hisnul selaku ketua panitia acara memaparkan adanya pengusungan tema acara seminar ini.
“Seminar nasional FITK yang mengusung tema Pendidikan Pesantren Perspektif Historis Filosofis ini diadakan karena adanya Universitas Sains Al-Qur’an yang didirikan di antara lingkungan pondok pesantren yang dalam sejarahnya UNSIQ didirikan setelah adanya pesantren Al-Asy’ariyyah” ujar Hisnul dalam sambutannya.
Seminar nasional yang diadakan dari kolaborasi BEM dan HMPS FITK ini berhasil menarik kurang lebih 309 peserta seminar nasional yang menghadirkan dua pemateri yaitu Gus Hamam Rozin pengasuh Ponpes Al-Anwar Jawar, Wonosobo dan Gus Rifqil Muslim pengasuh Ponpes Mamba’ul Hikmah Kendal.
Menurut Bagus Adi Saputro selaku ketua BEM FITK Unsiq bahwa BEM FITK baru pertama kali mengadakan seminar nasional ini yang merupakan kolaborasi jalinan antara BEM FITK dan HMPS FITK Unsiq. Mengenai kesiapan dalam menyelenggarakan acara ini BEM FITK lebih memilih mengadakan acara seminar daripada menggelar festival dikarenakan persiapannya yang harus lebih matang dan tidak mungkin dipersiapkan secara mendadak. Alasan lain yang melatar belakangi acara ini yaitu untuk membuka ruang kolektivitas mahasiswa.
Seminar nasional yang diselenggarakan oleh BEM FITK Unsiq ini mengusung tema “Pendidikan Pesantren Perspektif Historis Filosofis” ini bertujuan supaya santri dapat memahami bahwa sejatinya santri bukan hanya sebuah kata melainkan harus mengerti arti filosofi santri itu sendiri dari tingkah laku dan pengamalan ilmu.
“Santri dapat mengamalkan nilai-nilai yang ada di pesantren serta lebih mengapresiasi bagaimana sebuah organisasi disisi yang lain mampu memanage antara aktivitas perkuliahan dan aktivitas berorganisasi” jelas Bagus dalam wawancaranya.
Dalam seminar nasional ini, mayoritas peserta merupakan mahasiswa dari FITK sendiri dan juga ada beberapa mahasiswa dari fakultas lainnya yang ikut berpartisipasi mendengarkan wejangan dan wawasan ilmu baru dari pemateri.
“Saya mengikuti seminar ini untuk menambah wawasan dan bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dan berharap bisa lebih semangat dalam menjalani hidup” ujar Nailul Faghiyah salah satu peserta seminar nasional ini.

Penulis: Anwar dan Devki