Oleh : Novika Wardani
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, tujuan manusia diciptakan untuk beribadah dan menjadi khalifah di bumi. Allah menciptakan manusia dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Secara biologis laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan di alat reproduksinya dari lahir, maka ada tugas yang tidak bisa ditukarkan. Pengalaman biologis laki-laki dan perempuan berbeda seperti perempuan dapat menstruasi, hamil, melahirkan, nifas dan menyusui sedang laki-laki tidak. Secara biologis tentu saja keduanya diciptakan dengan fitrah-nya masing-masing.
Tidak dapat dipungkiri memang perbedaan yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Secara biologis menjadi dasar dari timbulnya perbedaan peran gender keduanya. Namun sebenarnya bukan karena perbedaan biologis melainkan budaya, dimana budaya memiliki peran penting dalam pengkategorian peran gender atau pembentukan stereotype.
Stereotype yang tumbuh dimasyarakat ialah berpikir perempuan lebih lemah dari laki-laki, emosional, perempuan tidak bisa mandiri, penakut, tidak rasional, tidak dapat tegas, rapi, teliti dan dianggap tidak cocok jadi pemimpin. Sedang laki-laki dianggap lebih kuat, tegas, dapat memimpin, penuh tanggung jawab lebih mandiri dibanding perempuan, tidak rapi, dan tidak teliti. Perbedaan pada rapi dan teliti ini yang kerap mempengaruhi suatu pekerjaan yang nantinya dikerjakan serta mempengaruhi hak, dan kesempatan keduanya.
Saat ini stereotype dari masyarakat bahwa perempuan lebih inferior dibanding laki-laki makin marak. Anggapan bahwa perempuan harus tunduk kepada laki-laki, perempuan dinomorduakan menjadi hal yang tak pernah selesai. Padahal laki-laki dan perempuan memiliki kesetaraan dimata sang pencipta. Harusnya laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam menjalankan kesehariannya. Namun menjadi perempuan tidak semudah laki-laki. Bagaimana tidak langkah perempuan acap kali dibicarakan sebagai hal yang tabu menjadi pemimpin, sering dianggap tidak lebih baik dari laki-laki. Perempuan dianggap selalu mengedepankan perasaan dibanding akal yang membuat sering tidak dipercaya perkatannya. Dalam Q.S At-Taubah ayat 71 dijelaskan tentang perempuan dan laki-laki memiliki hak dan tanggung jawab yang sama. Tidak ada yang lebih unggul atau lebih rendah.
وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
71. Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Dalam ayat tersebut tertera jelas bahwa kedudukan, hak dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan itu sama dimata Allah SWT. lalu mengapa masih dibedakan untuk setiap kesempatan keduanya. Misalnya saja perempuan yang memiliki kesempatan untuk memiliki pendidikan tinggi dan memilih untuk belum menikah dianggap buruk dimasyarakat. Kata-kata yang terucap sering kali membuat perempuan menjadi terpuruk. Dianggap buruk karena belajar dan menggapai impiannya. Sedang laki-laki yang belum menikah meski sudah melewati masanya dianggap biasa saja dan diaggap “ya namanya juga laki-laki” Ini yang tidak adil. Bahkan dalam hadist dijelaskan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban semua umat manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
طلب العلم فريضة على كل مسلم ، وواضع العلم عند غيراهله كمقلّد الخنازيرالجوهرواللؤلؤوالذهب. رواه ابن مجه
Artinya: “Menuntut ilmu wajib bagi setiap umat muslim. Mempercayakan ilmu pada selain ahlinya, seperti memakaikan kalung perhiasan berharga dengan permata kepada seekor babi”. (HR. Ibnu Majjah)
Sudah tertera jelas bahwa hak dan kewajiban serta tanggung jawab laki-laki dan perempuan sama yang membedakan hanya secara biologisnya saja. Maka dari itu berhenti menganggap bahwa perempuan lebih rendah dari laki-laki ataupun sebaliknya kita semua memiliki kesempatan yang sama dalam menggapai impian kita.