Sebagai upaya mendengarkan aspirasi para mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Parlemen Dewani Luhur berinisiasi mengadakan Turun Dapil, yaitu dengan bertemu langsung dan melakukan Forum Group Discussion bersama tiap Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di fakultas-fakultas. Hal ini juga merupakan wujud DPM menjalankan fungsinya: mengawasi dan membersamai kegiatan Ormawa, juga menyusun dan menyelaraskan kebijakan yang ada di kampus.

Temu Kerja atau FGD ini dimulai sejak Juni hingga Juli 2023, dengan diikuti Ormawa-ormawa di Fakultas Komunikasi dan Sosial Politik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Bahasa dan Sastra, dan Fakultas Ilmu Kesehatan. Sementara itu, Ormawa di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer belum sempat ditemui dikarenakan pada saat jadwal FGD, pengurus-pengurus di sana sedang berkegiatan lain.

Dengan Turun Dapil dan melakukan FGD bersama tiap Ormawa, DPM melakukan perubahan dalam pendekatan advokasi, dari yang sebelumnya cenderung dilakukan dari yang lebih tinggi, kini mulai mengambil sudut pandang yang lebih rendah atau lebih dekat dengan akar masalah. Pendekatan ini memberi kesempatan untuk mendengarkan berbagai suara dan perspektif yang mungkin terabaikan sebelumnya. Selain itu, hal ini juga penting, mengingat masih cukup banyak masalah di UNSIQ yang belum teratasi.

“Sebelumnya advokasi cangkupannya selalu dari atas, belum ada yang memulai dari bawah, padahal kalau turun (ke bawah) banyak sekali suara-suara itu,” kata Ketua DPM, Azif Nur Falaq.

Melalui forum interaktif ini, tiap Ormawa dapat dengan bebas menyampaikan aspirasi, tantangan dan kendala yang mereka hadapi selama berorganisasi dan berkegiatan akademik di kampus. Dan beberapa dari kendala yang banyak disampaikan antara lain adalah kurangnya kualitas dosen, sarana dan prasarana; juga sistem ataupun program yang bermasalah.

Dari aspirasi-aspirasi yang telah disuarakan oleh 6 fakultas, DPM menekankan akan berkomitmen untuk tidak hanya mendengarkan, tetapi juga akan bertindak dan menanggapi apa yang telah disampaikan para mahasiswa. Ketua DPM menerangkan bahwa tidak ada lari-larian aspirasi, jadi suara mereka akan menjadi landasan dalam prioritas program DPM dan diwujudkan dengan bentuk regulasi atau kebijakan. “Banyak yang kita butuhkan untuk memperbaiki kekurangan, diantaranya regulasi. Kita mulai dari sana,” jelas Azif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *