
(Sabtu, 30/9/2023) Dieng Bersih mengadakan agenda tahunan tiap bulan September yaitu acara “World Cleanup Day” di Kalibeber yang dilakukan secara massal oleh para relawan terdiri dari kelompok masyarakat, dinas lingkungan hidup, organisasi NU, organisasi Muhammadiyah, komunitas motor, komunitas pajero, Basecamp pendakian, Basecamp Sikunang, perwakilan pondok pesantren, dll. Diambil dari keterangan koordinator Dieng Bersih masyarakat yang terhimpun pada acara kali ini sekitar 200-300 orang.
“Pemilihan Kalibeber sebagai lokasi pelaksanaan program lingkungan ini dipengaruhi oleh banyaknya usulan dari teman-teman. Sehingga, tempat ini akhirnya menjadi pilihan untuk aksi Dieng Bersih,” ujar Ali, Koordinator Acara, dalam wawancaranya.
Dieng Bersih yaitu organisasi yang fokus pada perubahan pola perilaku kehidupan yang lebih baik. Dikutip dari hasil wawancara dengan koordinator acara organisasi ini dibentuk sekitar tahun 2018, berawal dari banyaknya pengunjung saat Dieng Culture Festival yang membawa potensi sampah semakin besar sehingga timbul kesadaran masyarakat setempat.

Para relawan berkumpul di Lapangan Ngebrak, Kalibeber, Mojotengah sebagai titik awal. Selanjutnya, mereka dikelompokkan menjadi tiga tim pembersihan: Tim pertama fokus membersihkan area lapangan dan lingkungan permukiman, tim kedua mengambil tugas membersihkan sampah di Sungai Kerupuk dekat Jembatan Hijau dan sekitarnya Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah, sementara tim ketiga bertanggung jawab atas kebersihan bantaran Sungai Kerupuk.
Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, dalam sambutannya mengatakan, “Kita perlu mengambil tindakan konkret sebagai rekomendasi untuk Wonosobo.” Ia menambahkan bahwa terdapat beberapa desa di Wonosobo yang bisa dijadikan rujukan bagi desa-desa lain dalam pengelolaan sampah dan pemeliharaan lingkungan. Salah satu contoh teladan datang dari Desa Talonombo, Kec. Sapuran, yang berhasil mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar seperti bensin dan solar, mendorong peningkatan ekonomi warganya. Desa ini mampu memproses hingga 56 kg sampah setiap harinya.
“Sampah ku adalah tanggung jawab ku, pilahlah sampah dari rumah.” Tutur Ali dalam sambutannya. Ini menggarisbawahi bahwa tanggung jawab atas sampah bukan hanya tugas dinas kebersihan, tapi merupakan kewajiban seluruh masyarakat. Langkah sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya, memisahkan jenis sampah, membawa botol minum sendiri, hingga menggunakan tas belanja sendiri sangatlah penting. Langkah kecil kita hari ini sangat menentukan nasib bumi dikemudian hari.
Sampah yang telah terkumpul dari tiga lokasi pembersihan disatukan pada titik awal pertemuan yaitu lapangan Ngebrak, selanjutnya akan dilakukan penimbangan sampah oleh wakil bupati kabupaten Wonosobo. Sampah tersebut nantinya akan dibawa menuju tempat pembuangan sampah akhir (TPA) dengan menggunakan mobil truk sampah milik dinas lingkungan hidup.

Selain kegiatan lingkungan acara ini juga dimeriahkan oleh pembagian door prize bagi seluruh peserta yang hadir pada aksi Cleanup Day. Ini dapat dijadikan penarik minat masyarakat pada aksi lingkungan.
“Cleanup Day pada kali ini saya harapkan betul menjadi sarana untuk melakukan kegiatan dan diskusi bersama-sama, bekerja keras. Tentu bagaimana kita berusaha semaksimal mungkin agar sampah tidak menjadi beban bagi semua orang. Thoto-thoto agar Wonosobo tidak darurat sampah dimasa yang akan datang.” Kata Albar dalam sambutannya.
Pewarta: Hidayatus Syarifah